Rambah Online, Omzet UKM Ucok Durian Medan Meroket Jadi Miliaran Per Bulan

  • 1
ucok durian medan

Rambah Online, Omzet UKM Ucok Durian Medan Meroket Jadi Miliaran Per Bulan

Category:berita

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, MEDAN – Seberapa besar dampak internet bagi perkembangan bisnis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia? Jawabannya tentu bisa bermacam-macam, dari yang biasa saja hingga yang luar biasa.

Jika ukuran luar biasa disini mengacu pada angka pertumbuhan omzet yang besar, maka kisah pelaku UKM bernama Johan Hasibuan ini bisa jadi contoh menarik.

Johan Hasibuan adalah seorang penjual Durian Medan yang membuka lapak di Jalan Pelajar, Kota Medan dengan merek Ucok Durian atau Ucok Durian Singlet. Ia sudah menjalankan bisnis ini sejak 15 tahun silam.

Penggunaan merek Ucok Durian di Medan memang tak hanya digunakan oleh satu pedagang saja, melainkan banyak dan tersebar di sejumlah lokasi di Medan. Perbedaan antara Ucok Durian milik Johan Hasibuan dengan Ucok Durian lainnya, diakui pemiliknya, salah satunya ada pada cara pemasarannya.

Jika penjual durian lain masih fokus menjalankan usahanya pada lapak semata, Johan “Ucok” Hasibuan ini sudah merambah dan merajai dunia maya.

Jika pada awal usahanya Johan hanya berdagang seorang diri, kini Ucok Durian punya 30 pegawai.

Meniti bisnis dari nol sebagai pedagang, lalu perlahan-lahan berkembang, Johan akhirnya bisa memiliki omzet Rp 200 juta per bulan pada awal 2016.

Untuk ukuran usaha kecil, omzet sebesar itu bisa dibilang sudah maju. Tapi ternyata Johan tak ingin berhenti di situ.

Bersama keluarganya, terutama adiknya Ananda Hasibuan, Johan pun mengepakkan sayap bisnis secara online. Ide itu muncul dari Ananda yang ketika itu masih kuliah di Yogyakarta.

Begitu selesai dari Jogja, Ananda langsung pulang kampung membantu keluarganya untuk total mengembangkan jaringan pemasaran secara online.

Jika sebelumnya Ucok Durian hanya mengandalkan jualannya di sebuah lapak yang berlokasi di Jalan Pelajar, Kota Medan. Pada Mei 2016, Ucok Durian terjun di internet.

Dia memanfaatkan fitur-fitur yang disediakan Google, seperti Google Bisnisku dan Google Maps. Dia juga lantas membuat website, yakni ucokdurian.id.

Lantas apa hasil yang didapat Ucok Durian setelah go online? Omzet duriannya meroket! Jika selama 15 tahun dia “hanya” mampu mengembangkan omzet usahanya menjadi Rp 200 juta per bulan, dalam empat bulan berjalan sejak Mei 2016 lalu, omzet Ucok Durian kini bertengger di atas Rp 1 miliar per bulan pada Agustus.

“Pesanan datang dari konsumen yang berasal daerah-daerah lain. Kalimantan, Lombok, Jakarta, Makassar, Palembang. Mereka order setelah baca dan lihat postingan kami di internet,” papar Ananda, yang fokus menangani bagian marketing Ucok Durian.

Menurut Ananda, sebelum go online, Ucok Durian kelolaan keluarganya ini tercatat memiliki pesanan sebanyak 2,5 ton pada bulan Mei 2016. Lalu melonjak pada Juli menjadi 12 ribu ton dan melesat menjadi 25 ton pada Agustus.

Lapak durian di Jalan Pelajar yang menempati sebuah ruko pun akhirnya tak mampu lagi menampung barang dagangannya yang memang harus ada stok setiap hari. Johan kemudian membangun sebuah gudang di pinggiran kota, lalu juga membuka cabang di Jakarta untuk memudahkan pengiriman pesanan durian ke berbagai daerah lain.

Fantastis bukan? Tapi benarkah semudah itu Johan dan keluarganya bisa menjadikan bisnisnya melesat bak roket?

“Tentu ada kendala dalam pemasaran durian secara online ini. Awalnya banyak yang meragukan kebenaran dan keaslian usaha kami. Benar enggak ini jualan durian, benar enggak ini durian Medan? Karena kan konsumen yang order online harus bayar dulu baru barang kami kirim, mereka masih takut-takut,” kata Ananda.

Ananda kemudian bersiasat. Untuk menumbuhkan kepercayaan calon konsumennya, dia memajang banyak foto di akun Google Bisnisku dan juga websitenya.

“Kekuatan promosi lewat internet ini ada di foto. Kami betul-betul memanfaatkan foto-foto untuk promosi. Foto lapak kami pajang, foto buah yang baru diturunkan dari mobil, foto daging buahnya, bahkan KTP pun kami foto dan kami pajang agar calon konsumen yakin bahwa usaha kami bukan bohongan dan kami bertanggung jawab,” kata Ananda menambahkan.

Menurut Ananda, pembeli durian di Kota Medan memang tergolong besar, tak hanya warga setempat, para wisatawan atau pengunjung dari daerah lain pun menggemari buah durian. Meski demikian, mengandalkan pembeli yang datang ke lapaknya saja tak akan membuat usahanya berkembang pesat.

Dia sadar, tak semua penyuka durian mau dan bisa datang berkunjung ke lapak untuk menyantap atau membawa pulang Durian Medan. Sangat banyak para penggemar durian, terutama Durian Medan, yang tinggal di daerah-daerah lain tapi ingin juga membeli dan bisa menikmati Durian Medan setiap saat tanpa harus berkunjung ke Kota Medan atau ke lapak jualannya.

“Maka salah satu solusinya ya kami harus go online. Semua jalur online kami manfaatkan. Dan tak payah bayar untuk pasang informasi dan pajang foto-foto di Google Bisnisku, gratis!” ungkap Ananda.

Tak hanya berjualan buah durian utuh, Johan juga menyediakan durian kupas, daging durian, dan pancake durian.

Meski telah menangguk omzet miliaran, Johan dan Ananda beserta keluarganya kini punya tanggung jawab lain pada konsumennya, yakni menyediakan durian sesuai pesanan.

“Begitu pesanan masuk, saya harus kirim itu barang. Ada atau tidak ada barang di lapak hari ini, kami harus carikan hari itu juga sampai dapat. Karena saya marketing saya bilang sama kakak saya, ‘order sudah masuk, duit sudah kita terima, tak mungkinlah kita kembalikan bang. Abang harus cari sampai dapat itu barang’. Nah karena dia memang jagonya cari barang biar dia yang pusing cari durian,” ungkap Ananda berkelakar.

Membangun jaringan selama 15 tahun dengan para petani dan penjual durian di berbagai pelosok daerah Sumatera Utara membuat Johan tak kelabakan mendapatkan supply. Dia paham kapan dan dimana waktu panen durian sedang terjadi.

“Yang penting durian yang kami jual ke pembeli itu asli dari Medan, asli Sumatera Utara, bukan daerah lain. Sampai pelosok pun kami carikan untuk memenuhi pesanan pembeli,” kata Johan.

Sumber: http://lampung.tribunnews.com/2016/09/15/rambah-online-omzet-ukm-ucok-durian-medan-meroket-jadi-miliaran-per-bulan

Silakan bagikan jika Anda menyukai halaman ini.

1 Comment

abdul halim miharja

Februari 16, 2020at 4:10 pm

durian kupas dan pancake durian

Leave a Reply